Senin, 16 April 2012

laporan perlindungan tanaman = mengenal gejala penyakit tanaman


I.PENDAHULUAN
1.1       LATAR BELAKANG
Tanaman akan sakit apabila tumbuhan tersebut diserang oleh patogen (parasit) atau dipengaruhi oleh agensia abiotik (fisiopath). Oleh karena itu, untuk terjadinya penyakit tumbuhan,sedikitnya harus terjadi kontak dan terjadi interaksi antara dua komponen (tumbuhan dan patogen). Jika pada saat terjadinya kontak dan untuk beberapa saat kemudian terjadi keadaan yang sangat dingin, sangat panas, sangat kering, atau beberapa keadaan ekstrim lainnya, maka pathogen mungkin tidak mampu menyerang atau tumbuhan mungkin mampu menahan serangan, meskipun telah terjadi kontak antara keduanya, penyakit tidak berkembang. Nampaknya komponen ketiga juga harus terdapat untuk dapat berkembangnya penyakit. Akan tetapi, masing-masing dari ketiga komponen tersebut dapat memperlihatkan keragaman yang luar biasa, dan apabila salah satu komponen tersebut berubah, maka akan mempengaruhi tingkat serangan penyakit dalam individu tumbuhan atau dalam populasi tumbuhan.
Interaksi ketiga komponen tersebut telah umum digambarkan sebagai suatu segitiga, umumnya disebut segitiga penyakit (disease triangle). Setiap sisi sebanding dengan total jumlah sifat-sifat tiap komponen yang memungkinkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh, jika tumbuhan bersifat tahan, umumnya pada tingkat yang tidak menguntungkan atau dengan jarak tanam yang lebar maka segitiga penyakit – dan jumlah penyakit – akan kecil atau tidak ada, sedangkan jika tumbuhan rentan, pada tingkat pertumbuhan yang rentan atau dengan jarak tanam rapat, maka sisi inangnya akan panjang dan jumlah potensial penyakit akan bertambah besar. Dengan cara yang sama, patogen lebih  virulen, dalam jumlah berlimpah dan dalam keadaan aktif, maka sisi patogen akan bertambah panjang dan jumlah potensial penyakitnya lebih besar. Juga keadaan lebih menguntungkan yang membantu patogen, sebagai contoh suhu, kelembaban dan angin yang dapat menurunkan tingkat ketahanan inang, maka sisi lingkungan akan menjadi lebih panjang dan jumlah potensial penyakit lebih besar. (Martoredjo, T. 1984. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian dari Perlindungan Tanaman. Andi Offset. Yogyakarta)
MACAM-MACAM PENYAKIT TANAMAN
Secara umum penyakit tumbuhan dapat dapat diklasifikasikan atau dikelompokan sebagai berikut :
o   Penyakit tumnuhan yang bersifat infeksi atau parasit
·         Penyakit yang disebabkan oleh Jamur
·         Penyakit yang disebabkan oleh Prokariotik(Bakteri dan Mikroplasma)
·         Penyakit yang disebabkan oleh tumbuhan tinggi parasit
·         Penyakit yang disebabkan oleh Virus dan Veroid
·         Penyakit yang disebabkan oleh Nematoda
·         Penyakit yang disebabkan oleh Protozoa
o   Penyakit non-infektif atau abiotik(fisiopath)adalah penyakit yang disebabkan oleh:
·         Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
·         Kekurangan atau kelebihan kelembaban tanah
·         Kekurangan atau kelebihan cahaya
·         Kekurangan oksigen
·         Populsi udara
·         Dfesiensi hara
·         Keracunan hara
·         Kemasan atau salinitas
·         Teksisitas pestisida
·         Kultur teknik yang salah
Tumbuhan menjadi sakit apabila tumbuhan tersebut diserang oleh patogen (parasit) atau dipengaruhi oleh agensia abiotik (fisiopath). Oleh karena itu, untuk terjadinya penyakit tumbuhan, sedikitnya harus terjadi kontak dan terjadi interaksiantara dua komponen (tumbuhan dan patogen).Jika pada saat terjadinya kontak dan untuk beberapa saat kemudian terjadi keadaan yang sangat dingin,sangat panas,sangat kering atau beberapa keadaan ekstri lainnya.Maka patogen mungkin tidak mampu menyerang atau tumbuhan mungkin mampu menahan serangan, meskipun telah terjadi kontak antara keduanya, penyakit tidak berkembang.pathogen adalah organisme hidup yang mayoritas bersifat mikro dan mampu untuk dapat menimbulkan penyakit pada tanaman atau tumbuhan. Mikroorganisme tersebut antara lain fungi, bakteri, virus, nematoda mikoplasma, spiroplasma dan riketsia.  Nampaknya komponen ketiga juga harus terdapat untuk dapat berkembangnya penyakit. Akan tetapi, masing-masing dari ketiga komponen tersebut dapat memperlihatkan keragaman yang luar biasa, dan apabila salah satu komponen tersebut berubah, maka akan mempengaruhi tingkat serangan penyakit dalam individu tumbuhan atau dalam populasi tumbuhan.
Berdasarkan perubahan yang terjadi pada sel tumbuhan,gejala penyakit tumbuhan dibagi menjadi 3 yaitu: Tipe Nekrotis(matinya sel atau rusaknya sel tumbuhan),Tipe Hipoplastis (Tehambatnya atau terhentinya perkembangan sel),Tipe Hiperpalastis(perkembangan sel yang luar biasa).
Berdasarkan uraian singkat diatas perlu dilakukan pengenalan dan mengamati tipe gejala-gejala penyakit dari berbagai penyakit tanaman supaya dapat membedakan antara Penyakit tumnuhan yang bersifat infeksi atau parasit dengan Penyakit non-infektif atau abiotik(fisiopath).



1.2       Tujuan Praktikum
a.       Agar mahsiswa dapat mengenal dan membedakan gejala penyakit tanaman
b.      Agar mahsiswa mengenal penyebab penyakit yang disebabkan penyakit berdasarkan gejala dan tanda yang diamati khususnya disebabkan oleh cendawan,bakteri,virus.















II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Penyakit Tumbuhan dan Konsep Timbulnya Penyakit
Penyakit adalah perubahan fungsi sel dan jaringan inang sebagai akibat gangguan yang terus menerus oleh agensi pathogen atau faktor lingkungan dan berkembangnya gejala.atau Ketidak mampuan tumbuhan untuk memberi hasil yang cukup kuantitas maupun kualitasnya.
Penyebab penyakit tumbuhan ada 2 yaitu:
Ø  bersifat biotik Sering disebut penyakit fisiologis atau non infektif disebabkan oleh :
Ø  Keadaan tanah(Kelembaban,struktur reaksi tanah,kahat oksigen,kahat unsure hara,teksositas pestisida)
Ø  Keadaan cuaca(suhu tinggi,rendah,kekurangan atau kelebihan cahaya,angin hujan)
Ø  Kerusakan(kultur teknik yang salah)
Bersifat abiotik disebabkan oleh penyakit infektif disebabkabn oleh pathogen:
Ø  Jamur(cendawan)
Ø  Bakteri
Ø  Virus
Ø   Mikoplasma
Ø  Viroid
Ø   Nematode
Ø   Protozoa
Ø  Tanaman tingkat tinggi
Timbulnya suatu penyakit juga tergantung pada sifat genetic yang dimiliki oleh inang itu sendiri, terdapat inang yang rentan (suscept), tahan (resisten), toleran (tolerant), kebal (immune) yaitu tanaman yang tidak dapat diinfeksi oleh pathogen. Adanya macam-macam sifat ini digunakan untuk melakukan upaya pencegahan penyakit dengan memanipulasi gen sehingga dapat dihasilkan tanaman yang resisten bahkan immune Umur, bentuk dan kerapatan pohon juga berpengaruh terhadap kemungkinan tanaman tersebut diserang penyakit. Misalnya beberapa marga fungi seperti Fusarium, Phytophthora, Phythium, Sclerotium dan Rhizoctonia banyak menyerang tanaman sengon, mangium, eukaliptus, dammar, sonokeling dan gmelina pada tingkat semai. Faktor lain dari inang yang berpengaruh terhadap kemungkinan terserangnya sutu penyakit adalah kesehatan tanaman inang. Tanaman yang sehat merupakan tanaman yang mempunyai pertumbuhan baik .(wahyukdephut.files.wordpress.com/.../konsep-timbulnya-penyakit)
 2.2      Gejala Penyakit Tumbuhan
Gejala penyakit tumbuhan timbul sebagai akibat masuknya pathogen kedalam jaringan tumbuhan dan menyebabkan terjadinya infeksi sehingga terjadinya perubahan pada sel atau jaringan tumbuhan.
Berdasarkan perubahan yang terjadi pada sel tumbuhan,gejala penyakit tumbuhan dibagi menjadi 3 tipe yaitu:
1)      Tipe nekrotis:gejala disebut nekrosis yang meliputi gejala yang terjadi sebagai akibat dari rusaknya atau matinya sel-sel tumbuhan.
2)      Tipe hipoplastis:gejala disebut hipoplasia yang meliputi gejala yang terjadi sebagai akibat terhambatnya atau terhentinya perkembangan sel.
3)      Tipe hiperpalstis:gejala disebut hyperplasia yang meliputigejala akibat terjadinya perkembangan sel luar biasa.(Tim daslintan,penuntun praktikum dasar-dasar pelindungan tanaman,Fakultas pertanianUnpar(Palangka raya:2012)
a)      Nekrosis
Keadaan dimana sel tanaman atau organ tanaman mati sebagai akibat adanya aktivitas patogen.Terdapat berbagai bentuk gejala nekrotik yang disebabkan oleh berbagai patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya:
1.      Bercak. Sel-sel yang rnati hanya terjadi pada luasan terbatas dan biasanya bewarna kecoklat-coklatan. Sebelum terjadi di kematian sel warnanya agak kekuning-kuningan. Bagian jaringan yang mati seringkali sobek dan terpisah dari jaringan yang ada sekitarnya yang. masih sehat. Gejala tersebut disebut shot-hole atau tembus peluru. Bentuk, lesio dari bercak ini dapat bundar, segi empat bersudut, atau tidak teratur. Sisi bercak berwarna jingga, coklat, dan sebagainya seringkali pada bercak tersebut terlihat adanya tubuh buah.
2.      Streak dan shipe. bagian yang nekrotik memanjang masing-masing sepanjang tulang daun dan di antara tulang daun
3.      Kanker. Terjadi kematian sel kulit batang terutama pada tanaman berkayu. Permukaan bercaknya agak tertekan kebawah atau bagian kulitnya pecah sehingga terlibat bagian kayunya. Pada bagian yang pecah tersebut dapat terlihat adanya tubuh buah cendawan.
4.      Blight. Menyerupai bentuk yang terbakar. Gejala ini terjadi jika sel-sel organ tanaman mati secara cepat (daun, bunga, ranting dan sebagainya). Bagian tanaman tersebut menjadi coklat atau hitam.
5.      Damping - off (lodoh). Keadaan di mana batang tanaman diserang permukaan tanah. Bagian tanaman yang terserang disekitar permukaan tanah tertekan sehingea tidak mampu untuk menahan beban yang berat dari bagian atas tanaman.
6.      Terbakar, scald atau scorch. Bagian tanaman yang sukulen mati atau berwarna coklat akibat temperatur tinggi.
7.      Busuk. Bagian yang terserang mati, terurai dan berwarna coklat. Hal ini disebabkan oleh serangan cendawan dan bakteri yang menguraikan ikatan antara dinding sel oleh berbagai enzym. Tergantung dari bagian tanaman yang, terserang maka terdapat berbagai gejala busuk seperti busuk akar, busuk batang, busuk- pucuk, busuk buah. Tergantung pada tipe pembusukan maka terdapat busuk basah, busuk lunak, busuk kering.
8.      L a y u. Efek dari gejala layu ini daunnya kehilangan ketegarannya dan layu. Gejala ini diakibatkan oleh kerusakan bagian perakaran, penyumbatan saluran air atau oleh senyawa yang beracun yang dikeluarkan oleh patogen yang terbawa oleh aliran air kebagian atas tanaman.
9.      Die-back. Terjadi kematian ranting atau cabang dari bagian ujung atasnya dan meluas kebagian sebelah bawahnya.
10.  Gugur daun, bunga, buah sebelum waktunya. Hal ini disebabkan oleh gangguan fisiologi atau sebagai akibat tidak langsung oleh gangguan patogen.
11.  Perubahan organ tanaman (transportasi) dari organ tanaman jadi bentuk lain. Bagian tanaman diganti oleh struktur cendawan, seperti bunga yang baru terbuka mengandung kumpulan. spora (smut) atau perbungaan yang seharusnya dibentuk dirubah menjadi bentuk daun (filodi).
Contoh gejalanya:
 hydrosis3 softrot1

b)      Hipoplasia
Terjadinya kekerdilan ini sebagai akibat adanya penghambatan daIam pertumbuhan. Seluruh tanaman atau hanya terbatas pada bagian tertentu saja dapat menunjukkan gejala kerdil.
·         Etiolasi merupakan tanaman kurang mendapatkan cahaya,sehingga menjadi pucat,tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang sempit.
·         Kerdil(atrofi)merupakan ukuran tanaman menjadi lebih kecil dari pada biasanya yang disebabkan terjadinya hambatan pertumbuhantanaman
·         Klorosis merupakan penghambatan pembentukan klorofil,sehingga bagian yang seharusnya berwarna hijau menjadi berwarna kuning atau pucat.berdasarkan polanya klorosis di bedakan menjadi 3 yaitu:mozaik,vein banding,vein clearing
·         Perubahan simetri merupakan hambatan pertumbuhan pada bagian tertentu yang tidak disertai hambatan pada bagian di depannya sehingga menyebabkan terjafinya penyimpangan bentuk.
·         Roset merupakan gejala yang berdesak-desakan membentuk suatu karangan.penyebabnya adalah hambatan pertumbuahan ruas-ruas(iternodia)batang tetapi pembentukan daun-daun tidak terhambat.
Contoh gejalanya:





Gambar :   penyakit Mosaik pada daun kacang oleh virus


 
 

                                   


c)      Hiperplastis
Gejala hiperplastis, disebabkan karena pertumbuhan sel yang lebh dari biasa (overdevelopment), meliputi: sapu setan, proplepis, nyali, intumesensia, erinosisenggulung atau mengeriting, fasiasi, pembentukan alat yang luara biasa, kudis, rontoknya alat-alat, perubahan warna.
·         Puru (galls). Salah bentuk (malformation) dengan bentuk yang agak bulat seperti Crown gall, alcar gada, bintil akar dan sebagainya.
·         Keriting (curl). Bentuk ini terjadi karena ada pertumbuhan yang lebih cepat pada salah satu bagian dari organ tanaman (antara lain daun).
·         Sapu (witches broom). Sejumlah percabangan timbul dari bagian tertentu sehingga merupakan berkas yang menyerupai sapu.
·         Akar berambut (hairy root). Sejumlah akar halus yang dibentuk secara abnormal.
·         Intumescence. Pembengkakan yang menyerupai kudis yang terdiri dari parankhima.Contoh gejalanya:


Gambar :   Daun tanaman yang terserang penyakit kudis


 
 






2.3       Penggolongan penyakit Tumbuhan dan patogennya
Kemungkinan tidaknya tanaman menderita penyakit juga dipengaruhi ketahanan tumbuhan (senjata yang dimiliki) tersebut untuk mencegah timbulnya penyakit. Dikenal 2 (dua) mekanisme pertahanan yang dimiliki tumbuhan pada saat pra-infeksi maupun pasca infeksi yaitu pertahanan Fisik-mekanik dan pertahanan Biokimia.
a.      Pra Infeksi
Pada tahap ini, mekanisme pertahanan fisik-mekanik (pertahanan structural) berupa duri, bulu, lapisan lilin yang terdapat pada daun,batang ataupun organ lainnya. Sedangkan pertahanan biokimia berupa senyawa yang dihasilkan, yaitu : senyawa hasil metabolism sekunder (flavanoid, alkaloid, glycocid), senyawa yang dikeluarkan sebagai eksudat, senyawa yang menghambat, tidak menghasilkan senyawa yang diinginkan pathogen.
b.      Pasca Infeksi
Pada tahap ini, mekanisme pertahanan fisik-mekanik yang dimiliki inang dapat berupa pertahanan sitoplasmid (pada waktu pathogen masuk dalam sel pathogen dikurung dalam sel), pertahanan seluler (sel inang membuta selubung sehingga pathogen tidak dapat menyentuh sel lain), pertahanan jaringan (pembentukan lapisan gabus, lapisan absisi), pertahanan organ (menjatuhkan organ yang terkena penyakit). Sedangkan mekanisme pertahanan biokimia tahap ini berupa membentuk senyawa beracun, membentuk senyawa yang dapat membuat tidak aktif enzim pathogen, membentuk senyawa yang dapat mendetoksi pathogen, membentuk senyawa yang dapat merubah lintasan, membentuk senyawa yang dapat merubah biosntetik dalam proses metabolism, menghasilkan enzim yang dapat merubah senyawa yang tadinya tidak beracun menjadi beracun. (Supena, H. 1980. Pengaruh residu tanaman terhadap perkembangan penyakit cendawan akar putih (Rigidiporus lignosus Klotzch) pada tanaman karet. Tesis. Institut Pertanian Bogor.)

Patogen adalah organisme hidup yang mayoritas bersifat mikro dan mampu untuk dapat menimbulkan penyakit pada tanaman atau tumbuhan. Mikroorganisme tersebut antara lain fungi, bakteri, virus, nematoda mikoplasma, spiroplasma dan riketsia.
1.      Fungi merupakan organisme tingkat rendah yang belum mempunyai akar, batang, dan daun tetapi mampu menimbulkan kerusakan jaringan bahkan mematikan tanaman inang. Tubuhnya ada yang terdiri dari satu sel dan ada pula yang terdiri dari banyak sel, yang terdiri banyak sel umumnya berbentuk benang (hifa), hifa yang bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman yang disebut miselium. Fungi mempunyai tiga ciri, yaitu: 1) tidak mempunyai jaringan pembuluh, 2) salah satu alat berbiaknya adalah spora, 3) tidak mempunyai klorofil. kelas-kelas dalam jamur dan yang paling banyak menjadi penyebab penyakit
tanaman, yaitu: 1) Ascomycetes, 2) Basidiomycetes, 3) Deuteromycetes, 4) Phycomycetes. Contoh penyakit yang ditimbulkan oleh pathogen ini adalah penyakit karat daun (jamur Hemileia vastatrix B.et Br) (Gbr. 2), penyakit bercak daun cercospora (jamur Cercospora coffeicola B.et Cke.) (Gbr.3), penyakit jamur upas (jamur Corticium salmonicolor B.et Br.)
Gambar :   Penyakit busuk basah pada wortel  oleh Erwinia carotavora dan Fusarium sp


 
 







2.      Bakteri merupakan tumbuhan bersel satu dan berdinding sel, tetapi bersifat prokariotik (tidak mempunyai membran inti). Bakteri mempunyai kemampuan mereproduksi individu sel dalam jumlah sangat banyak dengan waktu singkat sehingga menjadi penyebab penyakit yang mempunyai sifat merusak pada inang. Penyebaran bakteri tidak melalui spora, sehingga secara adaptif tidak dapat disebarkan melalui angin. Akan tetapi, bakteri patogenik mampu berpindah dengan perantara air, percikan air hujan, binatang, dan manusia. Contoh bakteri : Pseudomonas aeruginosa (Gbr.5), Pseudomonas syringae (Gbr.6). Contooh penyakit yang disebabkan oleh pathogen bakteri, misalnya kanker pada jeruk
3.      Fitonematoda atau nematoda yang memarasit tanaman mempunyai ukuran yang sangat kecil, memanjang dan berbentuk silinder. Nematoda non-parasit memakan jamur, bakteri, nematoda lain atau serangga kecil yang hidup di tanah. Sedangkan, nematoda parasit tanaman mempunyai struktur khusus yang disebut spear (lembing) atau stylet (jarum). Berdasarkan perilaku, nematoda parasitik pohon dibagi menjadi dua, yaitu: Nematoda ektoparasit, nematoda yang pada saat memarasit tanaman tubuhnya tetap berada di luar akar dan hanya sebagian kecil dari tubuh nematoda yang masuk ke dalam jaringan tumbuhan inang ; Nematoda endoparasit, yaitu: nematoda yang saat memarasit tanaman, tubuhnya masuk, merusak dan melakukan reproduksi di dalam akar tanaman. Contoh nematode yaitu : Meloidogyne spp. (Gbr.7), Paratylenchus spp

4.      Virus merupakan organisme aseluler, dimana asam nuklead virus hanya terdiri DNA atau RNA saja. Virus merupakan penyebab penyakit yang paling merusak, tidak hanya terjadi pada tanaman, tetapi juga pada manusia dan ternak. Virus dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, mengurangi hasil produksi, bahkan mampu menimbulkan kematian tanaman inang (penyakit CVPD pada jeruk). Contoh virus adalah TMV (Tobacco Mozaic )
 



                                                                                       
Gambar :   Miselium, Conidiophore, Macro dan micro conidia Fusarium sp.

 
 



5.      Mikoplasma dan MLO(mycoplasma like organism).Mikoplasma adalah mikroorganisme prokariotik seperti bakteri yang organel-organelnya tidak bermembran.Bentuk  genetiknya berupa rantai DNA yang berbentuk cincin dan terdapat bebas dalam sitoplasma.mikoplasmatidak mempunyai dinding sel dan hanya diikat oleh unit membrane berupa triple-layered,mempunyai sitoplasma.mikoplasma dapat berbentuk ovoid sampai filamen(benang)dan kadang-kadang bebentuk berbentuk menyerupai hifa bercabang-cabang dan biasanya dijumpai didalam jaringan di luar se-sel inang.MLO(Mikoplasma like organisme) biasanya terdapat dalam cairan floem.Berbeda dengan mikoplasma ,MLO dapat tumbuh pada sitoplasma sel-sel parenkhim floem MLO sering dijumpai membentuk koloni yang terdiri dari sel-sel tunggal yang berbentuk sperikel sampai ovoid.Contoh:penyakit tanaman yang disebabkan oleh mikoplasma yaitu:Citrus grenning,cococtus lethal yellowing dan sugarcane grassy shot.


Gambar :   Macro dan micro conidia Fusarium sp.


 
 


III.BAHAN DAN METODE
3.1       Waktu dan Tempat
Kegaiatan Praktikum Acara 1 (Mengenala Gejala Penyakit Tumbuhan) dilakukan dengan pengambilan sampel tanaman dan bagian tanaman bergejala dari lapangan dan pengamatan dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya.Kegiatan ini dilaksanakan pada hari senin 09 april 2012 jam 15.15-17.00 WIB
3.2       Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah bagian tanaman yang bergejala(gejala nekrotik yaitu: wortel,daun mengkudu,Tomat,cabai.gejala hipoplastis yaitu:daun kacang,daun papaya,gejala heperpalstis yaitu:daun jambu agung,buah kedondong)alcohol,aquadest,kapas kertas tissue. sedangkan alat yang digunakan adalah mikroskop,loupe,obyek glass,cover glass,jarum pentul dan silet.
3.3       Cara Kerja
1.      Amati gejala penyakit kemudian gambarkan.sebutkan cirri-ciri atau penampakan fisiologis dari gejala tersebut.
2.      Amati secara mikroskopis penyebab penyakit dengan berdasarkan tanda yang tampak dan gambar serta sebut bagian-bagiannya
3.      Buatlah Herbarium dengan berdasarkan gejala spesifik dari penyakit tumbuhan







IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1       Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan gejala penyakit (makroskopis dan pengamatan mikroskopis yaitu:


No

Bagian tanaman yang diamati
Nama Penyakit

Tipe gejala


Gejala yang diamati


Penyebab Penyakit



1.

2.


3.


4.


5.


6



7.


8.

9.


10



11.
Wortel

Daun  jambu

Daun Kacang

Daun mengkudu

Daun Pepaya

Buah Kedondong


Cabai


Tomat

Batang sawo

Parasit



Puru sawo
Jamur

Kudis(scab)


Mozaik


Bercak daun


Rosed


Kudis



Antraknosa


Busuk Basah

Puru sawo


Bengkak batang


Batang Bengkak
Nekrotis

Hiperpalstis


Hipoplastis


Nekrotis


Hipoplastis


Hiperpalstis



Nekrotis


Nekrotis

Hiperplastis


Hiperplastis



Hiperplastis
-Perubahan warna wortel
-Warna coklat kehitaman
-Bercak Kasar,agak menonjol.pecah-pecah

-Bercak kuning


-Bercak-bercak kuning
-Hitam kecoklatan

-Pertumbuhan ruas daunnya memendek

-Warna kecoklatan hampir kehitaman


-Terdapat bagian tanaman yang mengkerut

-Busuk
-basah
-mudah bengkak pada       bagian tanaman

-terdapat bengkak menonjol pada bagian tanaman yang terdapat parasit
- terdapat bengkak menonjol pada bagian tanaman yang terdapat parasit
Jamur
(Cendawan)
Bakteri


Virus


Jamur


Virus


Jamur



Colletrottrichum


Phytoptora Sp

Agrobacterium tumafaaciens

Tumafaclens



Bakteri
Agrobacterium
tumafacilens

4.2       Pembahasan
            4.2.1    Antraknosa
Penyakit antraknosa (mati ranting) yang menyerang pucuk dan ranting tanaman cabai merupakan penyakit yang banyak menimbulkan kerugian. Penyakit ini menyebabkan daun gugur, ranting meranggas dan mati. Akibat serangan penyakit ini tanaman kakao menjadi kehilangan daun padahal daun merupakan tempat untuk proses fotosintesis pada tanaman.


Gambar :   Penyakit antraknosa pada buah lombok  besar oleh Colletotrichum sp



 
 


Tanaman terserang tumbuh merana dan produksinya rendah. Pada serangan lanjut tanaman menjadi mati Buah muda (pentil) yang terserang menjadi keriput kering atau menyebabkan gejala busuk kering. Busuk kering karena serangan penyakit ini ditandai dengan terjadinya lingkaran berwarna kuning pada batas jaringan yang busuk dan jaringan yang sehat.





            4.2.2    Cendawan
Penyebab dari penyakit cendawan yang bernama Marasmius palmivorus sharples. Tanaman ini juga menyerang tanaman jambu. Gejala serangan buah yang matang dan dapat menembus daging buah, sehingga menurunkan kualitas buah.
Gambar :   Penyakit busuk basah pada wortel  oleh Erwinia carotavora dan Fusarium sp


 
 







Gejala serangan :
·         Penyakit ini menyerang tanaman berumur 3 – 10 tahun.
·         Menyerang buah yang matang dan dapat menembus daging buah, sehingga menurunkan kualitas minyak sawit.
Pengendalian :
·         Tindakan pencegahan dilakukan dengan melakukan penyerbukan buatan dan sanitasi kebun terutama pada musim hujan.
·         Membuang semua bunga dan buah yang membusuk dan membakar buah yang terserang.
·         Dapat disemprot dengan menggunakan Difolatan atau Actidone dengan konsentrasi 0,2 % atau sebanyak 0,7 liter/ha dengan interval waktu 2 minggu sekali.
·         Pengendalian tindakan pencegahan dilakukan dengan melakukan penyerbukan buatan dan sanitasi kebun terutama pada musim hujan.

4.2.3    Kerdil

Penyebabnya yaitu diserang oleh Bakteri dengan gejala bercak-bercak kasar,terbatas dan agak menonjol,kadang agak pecah-pecah.dibagian tersebut terdapat sel-sel yang berubah menjadi sel-sel daun.kadang-kadang berombak dan bentuknya seperti krupuk,sehingga gejala ini disebut juga kerupuk.Contoh gejalanya:
Gambar :   Daun tanaman yantg terserang penyakit kudis


 
 








Penyakit ini disebabkan oleh virus kerdil hampa padi yang ditularkan secara persisten oleh wereng cokelat (Nilaparvata lugens Stal.) dan spesies lain dalam genus Nilaparvata (Hibino 1989; Milne and Ling 1982). Virus ini dapat memperbanyak diri di dalam tubuh vektor, tetapi tidak ditularkan melalui telur, air, tanah, biji maupun secara mekanik.
·         Penggunaan pestisida harus dilakukan secara hati-hati dan bijaksana dengan berdasarkan hasil monitoring populasi
·         Pengendalian secara biologi dilakukan dengan memanfaatkan musuh-musuh alami wereng cokelat. Jenis predator yang dihandalkan untuk mengendalikan wereng adalah dari jenis laba-laba (Lycosa) dan kepik (Cyrtorhinus Microvelia).
·         cara mencabut dan membenamkan tanaman yang terinfeksi, sisa-sisa tanaman, dan ratun. Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara sanitasi secara selektif terhadap tanaman yang diduga dapat berfungsi sebagai inang virus atau wereng cokelat.

4.2.4    Mosaik
Salah satu penyakit yang sering ditemui pada tanaman kacang panjang adalah penyakit mosaik. Penyakit mosaik merupakan penyakit penting karena dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi kacang panjang. Penyakit mosaik tersebut dapat disebabkan oleh beberapa jenis virus, diantaranya Bean common mosaic potyvirus (BCMV) dan Cucumber mosaic cucumovirus (CMV) (Damayanti et al. 2009).
 




                                                     
Gambar :   penyakit Mosaik pada daun kacang oleh virus


 
 



Penyakit mosaik pada kacang panjang dapat ditularkan melalui benih, secara mekanis, dan serangga vektor yaitu kutudaun Aphis craccivora (Hemiptera : Aphididae). A. craccivora dapat menularkan lebih dari 30 virus tanaman secara non persisten. Peranan A. craccivora dalam menularkan virus di lapangan sangat penting, apalagi keberadaan kutudaun dapat terjadi sepanjang tahun (Galvez & Morales 1989). Selain kacang panjang, virus mosaik dapat menginfeksi tanaman dari famili leguminosae yang lain seperti Calopogonium mucuniodes, Crotalaria brevidens, Pisum sativum, Vigna unguiculata, Gliycine max, Trifolium hybridum
Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vector kutu daun dan tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.





V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari praktium dapat disimpulkan gejala penyakit tumbuhan timbul akibat masuknya pathogen kedalam jaringan tumbuhan dan menyebabkan terjadinya infeksi sehingga terjadinya perubahan pada sel atau jaringan tumbuhan.Penyakit tumbuhan dibedakan menjadi 2 yaitu:Penyakit tumbuhan yang bersifat infeksi atau parasit:Penyakit yang disebabkan oleh JamurPenyakit yang disebabkan oleh Prokariotik(Bakteri dan Mikroplasma),Penyakit yang disebabkan oleh tumbuhan tinggi parasit,Penyakit yang disebabkan oleh Virus dan Veroid,Penyakit yang disebabkan oleh Nematoda,Penyakit yang disebabkan oleh Protozoa.Penyakit non-infektif atau abiotik(fisiopath)adalah penyakit yang disebabkan oleh:Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah,Kekurangan atau kelebihan kelembaban tanah,Kekurangan atau kelebihan cahaya,Kekurangan oksigen,Populsi udara,Difesiensi hara,Keracunan hara,Kemasan atau salinitas,Teksisitas pestisida,Kultur teknik yang salah.
















DAFTAR PUSTAKA
Supena, H. 1980. Pengaruh residu tanaman terhadap perkembangan penyakit cendawan akar putih (Rigidiporus lignosus Klotzch) pada tanaman karet. Tesis. Institut Pertanian Bogor.

Tim Daslintan, Penuntun Praktikum Dasar-Dasar   Perlindungan Tanaman,  Fakultas pertanianUnpar(Palangka raya:2012)

wahyukdephut.files.wordpress.com/.../konsep-timbulnya-penyakit

Martoredjo, T. 1984. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian dari Perlindungan Tanaman. Andi Offset. Yogyakarta)









LAMPIRAN









4 komentar: