Selasa, 05 Juni 2012

Arthropoda



A.   Arthropoda
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, arthos yang artinya segmen/ruas dan poda yang artinya kaki. Jadi, Arthropoda adalah hewan berkaki ruas. Semua jenis hewan yang termasuk filum arthropoda memiliki tubuh dan kaki yang berruas-ruas. Tubuhnya tertutup dengan kitin sebagai rangka luarnya. Filum Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya.
Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Empat dari lima bagian dari spesies hewan adalah Arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit. Hamper 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan.
Anthropoda dapat dibagi menjadi 4 subfilum sebagai berikut:
A. Crustacea
B. Hexapoda / Insecta
C. Myriapoda
D. Chelicerata

B. Hexapoda / Insecta
Insekta berasal dari bahasa latin, insecti yang berarti serangga. Insekta termasuk salah satu anggota dari fillum Arthropoda. Banyak anggota insekta yang dapat ditemukan disekitar kita misalnya lalat, kupu-kupu, kecoak, jangkrik, semut, nyamuk dan belalang.
Anggota insekta sangat beragam, tetapi memiliki ciri khusus, yaitu kakinya berjumalah enam buah, sehingga disebut juga hexapoda (hexa = enam, podos = kaki). Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Insekta merupakan satu-satnya invertebrate yang dapat terbang, dengan ukuran tubuh yang beragam. Dengan habitat  yang sangat luas insekta mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia.
Peranan yang menguntungkan anatar lain: penyerbukan tanaman oleh lebah atau insekta lain, tetapi ada juga yang merugikan misalnya: wereng coklat menyerang hektaran tanaman padi.

Berdasarkan ada atau tidaknya sayap, Insecta digolongkan menjadi 2, yaitu sebagai berikut.
1).     Apterygota, tidak bersayap dan tidak mengalami metamorfosis. Contoh: Lepisma sacharina (kutu buku).
2).    Pterygota, mempunyai sayap. Pterygota terbagi atas 2 kelompok sebagai berikut.
a).     Eksopterygota (metamorfosis tidak sempurna)

Metamorfosis tidak sempurna (nemimetabola), tidak ada perbedaan bentuk yang nyata antara larva dan dewasa. Tahap perkembangannya adalah:
Telur -  larva - dewasa.
Eksopterygota terdiri dari 4 ordosebagai berikut.
(1).   Orthoptera, contoh: belalang daun, kecoa.
(2).  Isoptera, contoh: capung.
(3).  Hemiptera, contoh: walang sangit.
(4).  Homoptera, contoh: wereng.
b).    Endopterygota (metamorfosis sempurna)

Metamorfosis sempurna, terdapat perbedaan bentuk yang nyata antara larva dan dewasa. Tahap perkembangannya adalah:
Telur - larva (ulat) -  kepompong (pupa) - dewasa (imago).
Endopterygota terdiri dari 6 ordo sebagai berikut.
(1).   Coleoptera, contioh: kunang-kunang.
(2).  Diptera, contoh: nyamuk, lalat.
(3).  Hymenoptera, contoh: lebah madu.
(4).  Siphonoptera, contoh: kutu kepala.
(5).  Lepidoptera, contoh: kupu-kupu.
(6).  Neuroptera, contoh: undur-undur.

C. Ordo Hemiptera
Hemiptera adalah ordo dari serangga yang juga dikenal sebagai kepik sejati (walaupun beberapa anggota Hemiptera bukanlah kepik sejati). Hemiptera terdiri dari 80.000 spesies. serangga seperti tonggeret, kutu daun, anggang-anggang, walang sangit, dan lain-lain. Mereka semua memiliki ciri-ciri khusus seperti mulut berbentuk jarum dan tidak mengalami metamorfosis sempurna.
Serangga kecil yang dikenal sebagai kepik (ladybug) tidak termasuk dalam Hemiptera, melainkan termasuk dalam ordo Coleoptera (kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan siklus hidupnya.

Klasifikasi dan Penamaan

Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunani hemi (setengah) dan pteron (sayap) sehingga jika diartikan secara keseluruhan, Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang.
Hemiptera terdiri dari 4 subordo berbeda: Auchenorrhyncha, Coleorrhyncha, Heteroptera, dan Sternorrhyncha. Subordo penyusun Hemiptera sendiri pada awalnya dipisahkan ke dalam 2 ordo berbeda, ordo Homoptera dan ordo Heteroptera/Hemiptera dengan melihat perbedaan pada kedua sayap serangga anggota penyusun kedua ordo tersebut. Kedua ordo tersebut akhirnya dikombinasikan menjadi satu ordo, yaitu ordo Hemiptera yang terdiri dari 4 subordo seperti yang dikenal sekarang dengan subordo Heteroptera memiliki anggota penyusun terbanyak (mencapai 25.000 spesies) di mana anggotanya umumnya adalah kepik-kepik sejati besar seperti walang sangit dan kepik pembunuh.

 

Deskripsi

Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum. Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk jaringan dari makannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya. Hemiptera sendiri adalah omnivora yang berarti mereka mengonsumsi hampir segala jenis makanan mulai dari cairan tumbuhan, biji-bijian, serangga lain, hingga hewan-hewan kecil seperti ikan.
Hemiptera tidak mengalami metamorfosis sempurna. Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong.
Serangga anggota Hemiptera perlu melakukan perkawinan agar betinanya bisa membuahi telurnya dan berkembang biak, namun kutu daun atau afid yang juga merupakan anggota Hemiptera bisa melakukan partenogenesis (melahirkan tanpa kawin) sehingga mereka tetap bisa berkembang biak tanpa harus kawin lebih dulu.[6]
Hemiptera tersebar di seluruh dunia, kecuali di daerah-daerah yang terlampau dingin seperti wilayah kutub.
Cara hidup mereka yang beragam membuat persebaran mereka begitu luas. Beberapa anggota Hemiptera seperti walang sangit dan tonggeret hidup pada tanaman dan menghisap sarinya. Kepik pembunuh juga hidup di antara tanaman, namun mereka memburu hewan-hewan kecil. Sebagian kecil dari Hemiptera seperti kutu busuk diketahui hidup sebagai parasit dan menghisap darah hewan yang lebih besar. Anggota Hemiptera lainnya juga diketahui hidup di air, misalnya anggang-anggang dan kepik air raksasa. Salah satu anggang-anggang dari genus Halobes bahkan diketahui hidup di air asin

Gejala Serangan
Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan. Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain. Beberapa contoh serangga ordo Hemiptera ini adalah :
         Walang sangit (Leptorixa oratorius Thumb.)
         Kepik hijau (Nezara viridula L)
         Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F)


Gejala Serangan :
         Biji hitam, busuk, kulit biji keriput dan bercak-bercak cokelat; kadang-kadang polong kempes dan gugur. Daun bintik-bintik.
         Bekas isapan berwarna cokelat. Bila serangan hebat, tanaman menjadi kering.
         Pada padi bulir padi tampak kecokelatan, hampa dan bila masih berisi, kualitasnya rendah.
         Pada daun kangkung muda bintik-bintik hitam atau kecokelatan.
         Pada daun teh muda bercak-bercak cokelat kehitaman.
         Pada buah kakao tua terdapat bercak-bercak hitam, pada buah muda terdapat bercak hitam, keriput; kadang-kadang buah gugur.

Teknik Pengendalian
Salah satu contoh untuk pengendalian walang sangit yaitu :
         Serangan walang sangit dapat dikendalikan dengan berbagai cara misalnya melakukan penanaman serempak pada suatu daerah yang luas sehingga koloni walang sangit tidak terkonsentrasi di satu tempat sekaligus menghindari kerusakan yang berat.
         secara biologis dengan musuh alami yaitu belalang Conocephalus longipennis DeH yang hidup di sawah dan biasa memakan telur, nimfa, dan walang sangit dewasa.
         secara mekanis dengan penggunaan perangkap. Caranya adalah bangkai ketam yang ditancapkan pada belahan bambu di tengah tanaman padi. Bagkai ketam itu akan menarik walang sangit untuk berdatangan. Pada malam hari, walang sangit yang sudah berkumpul di bangkai ketam itu dibakar dengan nyala obor.

D. Ordo Homoptera
Homoptera berasal dari kata homo (sama) dan pteron (sayap), serangga ini bersayap sama seperti membran. Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera . Perbedaan pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan rostumnya.
Deskripsi
         Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang sayap belakang bersifat membranus.
         Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Alat-alat tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota Hemiptera.

Siklus Hidup
Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa —> dewasa. Baik nimfa maupun dewasa umumnya dapat bertindak sebagai hama tanaman.

Gejala Serangan
Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan rostumnya. Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti :
      -  Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.)
      -  Kutu putih daun kelapa (Aleurodicus destructor Mask.)
      -  Kutu loncat lamtoro (Heteropsylla sp.).
Beberapa gejala serangan yang disebabkan oleh ordo Homoptera :
         Pada tanaman padi  tampak seperti terbakar karena cairan tanaman diisap pada bagian pangkal batang.
         Daun padi tampak bercak-bercak cokelat. Serangan berat pada tanaman muda menyebabkan daun kering dan akhirnya mati.
         Daun keriting; warna lebih tua, kadang-kadang kemerahan dan rontok pada keluarga Malvaceae, Solanaceae, dan Leguminoseae.
         Daun salah bentuk menjadi keriting atau keriput; warna pucat; kadang-kadang bunga dan buah gugur pada tanaman kapas, kentang, cabai, apel, bawang merah, jeruk, tomat, dan lain-lain.
         Daun menguning, kemudian cokelat, akhirnya mengering dan mati pada tanaman kacang-kacangan, kapas, tembakau, dan lain-lain

Teknik Pengendalian
Contoh Cara pengendalian untuk kutu daun :
a.    Kultur Teknis
      Gunakan bibit sehat yang berasal dari induk dan daerah yang sehat
Pada fase pembibitan, gunakan mulsa plastic menghambat perkembangan populasi kutu daun
b.   Biologi
Pemanfaatan predator dari family Syrphidaeseperti menochilus sp. (Coccinellidae), Crysophidae,Scrym-nus sp. Dan Lycosidae. Dan lainnya.
      Pemanfaatan parasitoid aphytis sp.
Entomooatogen yang telah diketahui dapat menginfeksi diphoma citri adalah Fusarium coccophilum
c.    Kimiawi                                   
Pengendalian memanfaatkan insektisida selektif hendaknya dilakukan segera setelah gejala koloni kutu daun terlihat pada tunas.
Insektisida berbahan aktif dimethoate, methidatiom, malathion, phosphamidon, diazinon dan monocrotophos yang diaplikasikan secara “Ispot spray” pada daun atau tunas yang terserang dengan bijaksana dan sesuai anjuran.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar